welcome to my blog
welcome to my blog

Jumat, 12 April 2013

BAB III BENTUK DAN FUNGSI BAGIAN SURAT




Pada  dasarnya  bentuk  surat  dibedakan  dua  bentuk  saja.  Bentuk-bentuk  surat  yang  lain merupakan  variasi  dari  bentuk  surat  tersebut.  Kedua  bentuk  surat  tersebut  adalah  bentuk  lurus atau bentuk balok (block style) dan bentuk lekuk (indented style).
1.  Penggolongan dan Pembagian Surat
a.  Berdasar kepentingan isi surat:
Ø  Surat   pribadi: formal dan non formal
Ø  Surat  dinas:  surat  keterangan,  surat  jalan,  surat  kelakuan  baik, surat izin, dan      sebagainya.
Ø  Surat  niaga:  surat  perkenalan,  surat  permintaan  penawaran,  surat  pesanan  dan   balasannya,  surat  pengiriman  pesanan,  surat  tagihan,  surat  klaim,  surat-surat   ketatausahaan, dan sebagainya.
b. Berdasar  wujud  fisik  surat:  surat  bersampul,  surat  tanpa  sampul,  kartu  pos,  faksimili,  e-mail.
 c.  Berdasar  cara  pengiriman:  surat  kilat  khusus,  kilat,  pengiriman  biasa,  surat-surat elektronik.
 d. Berdasar tingkat kerahasiaan: sangat rahasia, rahasia, konfidensial (terbatas), biasa.
 e.  Berdasar jumlah sasaran: biasa, edaran dan pengumuman
 f.  Berdasarkan tingkat penyelesaiannya : sangat penting, penting, biasa.
2.  Bentuk Tataletak Surat
Bentuk  tataletaknya:  lurus  penuh,  lurus,  setengah  lurus,  alinea  menggantung,  lekuk,  resmi. Bentuk-bentuk  surat  dalam  bahasa  Indonesia  secara  garis  besar  dikelompokkan  sebagai berikut:
a.  Bentuk Lurus Penuh (Full Block Style)
     Bentuk surat seperti ini adalah bentuk surat yang paling mudah.
b.  Bentuk Lurus (Block Style)
     Pada umumnya bentuk semacam ini banyak digunakan di perusahaan.
c.  Bentuk Setengah Lurus (Semi Block Style)
d.  Bentuk Lekuk (Indented Style)
    Bentuk semacam ini cocok untuk surat yang alamat tujuannya singkat.
e.  Bentuk Resmi (Official Style)
     Bentuk semacam ini biasanya banyak digunakan oleh instansi pemerintah.
f.  Bentuk Alinea Menggantung (Hanging Paragraph Style)
g.  Bentuk Surat Resmi Gaya Baru
3.  Bagian-bagian Surat
(1)   :  kepala surat
(2)  : tanggal, bulan, tahun surat
(3)  : nomor surat
(4)  : lampiran
(5)  : hal atau perihal
(6)  : alamat yang dituju (alamat dalam)
(7)  : salam pembuka
(8a)  : alenia pembuka
(8b)  : isi surat
(8c)  : alenia penutup
(9)  : salam penutup
(10)  : tanda tangan penanggungjawab surat
(11)  : nama penanggungjawab surat
(12)  : jabatan penanggungjawab surat
(13)  : tembusan
(14)  : inisial






4.   Bagan Bentuk Surat
     a.  Bentuk Lurus Penuh (Full Block Style)
         
a.       Bentuk Lurus (Block Style)



b.      Bentuk Setengah Lurus (Semi Block Style)

c.       Bentuk lekuk (Indented Style)





d.      Bentuk Resmi (Official Style)
e.      Bentuk Alenia Menggantung (Hanging Paragraph)




f.        Bentuk Resmi Gaya Baru


5.   Fungsi Bagian Surat
1.  Kepala Surat (Kop Surat)
Untuk  mempermudah  mengetahui  nama  dan  alamat  kantor/organisasi  atau  keterangan lain mengenai badan, organisasi atau instansi yang mengirim surat tersebut. Biasanya kepala surat disusun dan dicetak dalam bentuk yang menarik, dan terdiri atas:
a.  Nama kantor badan, organisasi atau instansi;
b.  Alamat lengkap;
c.  Nomor telepon (bila ada), faksimili (bila ada)
d.  Nomor kotak pos atau tromol pos (bila ada)
e.  Nama alamat kawat dan nomor telex (bila ada)
f.  Moto (bila ada)
g.  E-mail, situs (bila ada)
h.  Macam usaha
i.  Nama dan alamat kantor cabang (bila ada)
j.  Nama bankir (untuk referensi)
k.  Lambang atau simbol (logo) dari organisasi atau instansi yang bersangkutan.
l.  Kepala  surat  untuk  swasta  dibuat  bebas  sesuai  dengan  citra  pemilik  perusahaan,
tetapi untuk dinas pemerintah ada ketentuan tersendiri.
          2.  Tanggal Surat
Apabila  sudah  ada  kepala  surat,  maka  menuliskan  tanggal  tidak  perlu  didahului  oleh nama tempat/kota. Tanggal, bulan, dan tahun dituliskan secara lengkap.
                  Contoh:
28 Februari 2006
29 Juni 2006
3.  Nomor Surat
Setiap  surat  resmi  yang  keluar  hendaknya  diberi  nomor,  yang  biasanya  dinamakan nomor verbal (urut). Nomor surat dan kode tertentu pada surat dinas itu berguna untuk:
a.  Memudahkan pengaturan dan penyimpanan sebagai arsip
b.  Memudahkan penunjukan pada waktu mengadakan hubungan surat menyurat
c.  Memudahkan mencari surat itu kembali bilamana surat diperlukan
d.  Memudahkan  petugas  kearsipan  dalam  menggolongkan  (mengklasifikasikan) penyimpanan surat
e.  Mengetahui jumlah surat keluar pada suatu periode tertentu
                  Contoh nomor surat
                     
4.  Lampiran
Surat  yang  melampirkan  sesuatu  misalnya  kuitansi  atau  fotokopi,  dalam  bagian  surat perlu  dituliskan  kata “lampiran”, yang diikuti jumlah  yang  dilampirkan.  Misalnya, lampiran : 2 (dua) eksemplar atau 1 (satu) berkas.
                 Untuk surat bisnis ada 2 cara:
a.  di bawah nomor
b.  atau di kiri bawah
      5.  Hal atau perihal
Sebaiknya pada setiap surat resmi, baik surat dinas pemerintah maupun swasta (bisnis), selalu dicantumkan  pokok  atau  inti  dari  surat  tersebut.  Pada  surat  dinas  pemerintah, penulisan kata “Hal” atau “Perihal” dicantumkan di bawah kata “Lampiran” secara vertikal, dengan catatan tidak boleh melewati tanggal surat.
Penulisan perihal ada 3 cara yaitu:
a.  Sebelum penulisan alamat dalam
b. Setelah penulisan selesai alamat dalam
c.  Setelah salam pembuka
6.  Alamat yang dituju
Dalam  menulis  alamat  surat,  alamat  luar  (di  amplop  surat)  harus  sama  dengan  alamat dalam (alamat yang dituju).
Ada dua cara penulisan nama orang yang dituju;
a.  Dengan mencantumkan  kata “Saudara, Bapak, Ibu”
b. Namun apabila pengirim surat mau menyebut secara resmi dengan jabatan, pangkat atau  gelar  akademis  yang  ada  pada  penerima  surat,  di  depan  nama  si  tertuju tidak perlu didahului sebutan Bapak, Ibu, Saudara.
Dinas  pos  menyarankan  agar  dalam  menuliskan  alamat  pada  sampul  surat  hendaknya jelas dan lengkap dengan Kode Pos agar memudahkan penyampaian surat.
       Contoh menulis alamat:
                            a. Alamat yang ditujukan kepada perorangan
                                Contoh:
Yth. Sdr. Dewi Sukmasari, S.E.
Jln. Jend. Suprapto No. 96
Bandar Lampung 35157
b. Alamat yang ditujukan kepada nama jabatannya
                                 Contoh:
Yth. Direktur PT Mandiri Sejahtera
Jln. Anggrek Raya No. 307
Jakarta 13465
c. Alamat yang ditujukan kepada nama instansi/perusahaan
                                 Contoh:
Kepada
PT Pembangunan Jaya
Jln. Rasuna Said Kav. 13
Jakarta 12540
                               d. Alamat yang ditujukan kepada pejabat pemerintah dari perusahaan swasta
                                   Contoh:
Yth. Kepala Kantor Wilayah
Departemen Pendidikan Nasional
Propinsi Lampung
Jln. Wolter Monginsidi No. 11
Bandar Lampung
e. Penulisan  alamat  dari  pejabat  pemerintah  kepada  direktur  perusahaan  swasta                                        tidak perlu menggunakan sebutan apapun
  Contoh:
Yth. Direktur Utama PT Andalas
Jln. Soekarno Hatta 397
Bandar Lampung 35672
                            f.  Penulisan alamat dengan menggunakan u.p.
                                Contoh:
Yth. Direksi Bank Central Asia
u.p. Ibu Ani Suwarsi, S.E., M.B.A
Direktur Perkreditan
Plaza BCA, Lt. XXI
Jln. Cassablanca  121
Jakarta 12103
                         
                             g. Penulisan alamat yang ditujukan kepada pemasang iklan
                                 Contoh:
Yth. Pemilik Po. Box 405/Jkt
Jakarta 12005
atau
Kepada
Po. Box. 405/Jkt
Jakarta 12005
 7.  Salam Pembuka
“Salam pembuka”  atau  salutasi  merupakan  tanda  hormat  penulis  sebelum memulai pembicaraan.  Namun  untuk  surat  resmi/dinas  pemerintah  lazimnya  tidak  perlu  diberi salam pembuka.
      Salam pembuka pada surat niaga yang lazim digunakan ialah kata-kata:
Dengan hormat,
Saudara …….. yang terhormat,
Bapak ……… yang terhormat,
 Salam  pembuka  untuk  surat-menyurat  pribadi/umum  biasanya  dipengaruhi oleh  adat daerah atau agama yang dianut. Misalnya:
Assalamualaikum Wr.Wb.
Salam hormat,
8.  Isi Surat (tubuh surat)
Isi  surat atau  juga  disebut  tubuh  surat  terdiri  atas  alinea  pembuka,  isi  surat  dan  alinea penutup.
                                a.  Alinea Pembuka
Merupakan  pengantar  ke  isi  surat  yang  sesungguhnya  guna  menarik  perhatian pembaca kepada pokok pembicaraan dalam surat tersebut. Contoh  alinea  pembuka  pada  surat  yang  bersifat  pemberitahuan,  pernyataan, permintaan, atau laporan:
1.  Dengan ini kami beritahukan bahwa ……
2.  Bersama ini kami lampirkan …..
3.  Kami mengundang …..
4.  Sesuai dengan pemberitahuan ….
5.  Dengan sangat menyesal kami beritahukan bahwa …..
6.  Perkenankanlah kami melaporkan
7.  Menyambung surat kami tanggal … No. ...

Orang sering mengacaukan pemakaian kata : “bersama ini”  dan “dengan ini” dalam menulis surat. Perkataan “bersama ini” hanya dipakai apabila pada surat ada sesuatu yang disertakan atau dilampirkan. Contoh alinea pembuka pada surat balasan :
1. Sehubungan  dengan surat Saudara tanggal …… No. ...
2. Membahas surat Saudara tanggal….. No. ...
3. Memenuhi permintaan Saudara melalui surat tanggal …… No. ...
4. Memperhatikan  surat Saudara tanggal ... No. ...
5. Surat  Saudara  tanggal  ....  No.  ....  telah  kami  terima  dengan  baik. Sehubungan
dengan itu ……
b.  Isi  Surat
Isi  atau  pokok  surat  yang  sesungguhnya  memuat  sesuatu  yang  diberitahukan,dilaporkan,  ditanyakan,  diminta  atau  hal-hal  lain  yang  disampaikan  pengirim kepada penerima surat. Untuk  menghindarkan  salah  tafsir  dan  demi  efisiensi,  isi  surat  hendaknya  singkat,jelas,  tepat  dan  hormat.  Hindari  penulisan  kalimat  yang  panjang  dan  bertele-tele.
Kalimat  dalam  surat  itu  haruslah  memenuhi  kaidah  bahasa  Indonesia  yang    baku. Misalnya  jangan  sampai  ada  kalimat  yang  tanpa  subyek,  atau  hanya  terdiri  dari keterangan tempat  saja (baca syarat surat yang baik).
c.  Alinea Penutup
Merupakan  kesimpulan  dan  berfungsi  sebagai  kunci  atau  penegasan  isi  surat. Dalam  alinea  penutup  biasanya  mengandung  harapan  pengirim  surat  atau  ucapanterima kasih kepada penerima surat dan pembicaraan telah selesai.
Contoh:
1. Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.
2.  Kami  berharap  kerjasama  kita  membuahkan  hasil  baik  dan  berkembang  terus,
terima kasih.
3. Sambil menunggu kabar selanjutnya, kami  ucapkan terima kasih.
4. Demikian laporan kami, semoga mendapat perhatian Saudara.
5. Besar  harapan  kami  atas  terkabulnya  permohonan  ini  dan  untuk         itu  kami ucapkan terima kasih.
 9.  Isi surat (tubuh surat)
  Fungsi  salam  penutup  ialah  untuk  menunjukkan  rasa  hormat  dan  keakraban             pengirim terhadap penerima surat.
       Contoh:
a.  Hormat kami,
b. Salam kami,
c.  Wassalam,
Pada  surat  dinas  pemerintah  tidak  dicantumkan  salam  penutup  melainkan  cukup disebutkan  nama  jabatan  atau  kantornya,  kemudian  mencantumkan  nama  terang  di bawah  tandatangan. Dewasa  ini  di  bawah  nama  terang  dituliskan    pula  Nomor  Induk Pegawai  (NIP).
     Contoh:
Kepala Biro Kepegawaian
Mahatir Muhammad
NIP. 160081022
10/11. Tandatangan dan Nama Terang Penanggung Jawab Surat
Surat  yang  ditandatangani  oleh  pejabat  yang  berhak  atau  oleh  orang  lain  atas  nama pejabat  yang  berwenang  adalah  sah.  Sebaliknya  surat  yangg  ditandatangani  oleh  orang yang tidak  berwenang dianggap tidak sah dan tidak berlaku. Di  bawah  nama  terang,  untuk  surat  resmi/dinas  pemerintah  selalu  dicantumkan  NIP. Gunanya untuk mengetahui identitas unit organisasi tiap-tiap departemen.
 12. Jabatan Penanggungjawab Surat
Untuk surat niaga biasanya di bawah nama terang penanggungjawab surat dicantumkan jabatan  dari  penanggungjawab  tersebut.  Pencantuman  jabatan  penanggungjawab  ini selain  untuk  mengetahui  dari  bagian  mana  surat  itu  dikeluarkan,  juga  untuk menunjukkan bobot isi surat tersebut dan kewenangan.
13.  Tembusan
Tembusan  (c.c.  = carbon  copy;)  surat  atau    tindasan  dikirimkan  ke  beberapa  instansinatau pihak lain yang ada kaitannya dengan surat yang bersangkutan.
         Tembusan:
1.  Kepala Dinas Pendidikan Propinsi Lampung
2.  Gubernur Lampung
3.  Walikota Bandar Lampung
4.  Arsip
 14.  Inisial
Inisial atau singkatan biasanya diambil huruf pertama dari nama penyusun konsep surat dan pengetik surat tersebut. Biasanya hal ini hanya dipakai pada surat niaga. Gunanya untuk mengetahui siapa konseptor surat tersebut dan siapa pula pengetiknya, sehingga bila dikemudian hari terjadi kekeliruan, maka mudah mengurusnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar